Baru-baru ini, saya pindahan dari tempat lama ke lokasi pemukiman baru. Suasananya berbeda 180°. Jika tempat lama berada di pinggiran kota yang dikelilingi pepohonan, maka daerah baru ini terletak di tengah kota. Padat, tapi sekarang mau ke mana saja sudah dekat. Meskipun demikian, tetap ada plus minus pada setiap lokasi pemukiman. Walaupun dikelilingi fasilitas publik yang lengkap, tapi di daerah ramai sebaiknya berhati-hati mengurus kantong. Bagaimana tidak, mulai dari pasar, minimarket, aneka penjual makanan, hingga mal berdiri gagah di pinggir jalan. Lokasi nongkrong seperti ini dapat membuat pandangan mata semakin silau. Kalau ceroboh atau lalai menyusun anggaran, dijamin kantong semakin menipis dan badan pun ikut kempis. Meski menetap di pinggiran kota bukan berarti tidak bisa boros, hanya saja pilihannya lebih minim. Beda dengan yang di tengah kota. Jalan sedikit dari rumah, langsung ketemu tempat-tempat yang pas untuk cuci mata. Intinya, mau tinggal di pinggiran atau ten...
Saya pernah membaca tulisan pada artikel online yang cukup menarik. Penulisnya mengaku kalau dia seorang perfeksionis, serta mengatakan kalau karakter ini adalah salah satu syarat untuk sukses? Benarkah? Entahlah, saya juga tidak tahu. Mungkin bisa kita bahas bersama. Tetapi, sebelum menjabarkan lebih lanjut tentang karakter perfeksionis, coba perhatikan paparan berikut. Saya pernah melihat kalau karakter perfeksionis ini mempunyai dua sisi yang berlawanan. Contoh pertama, ada seorang siswa sekolah yang bolak-balik membongkar kertas sampul bukunya. Ada sedikit kerutan saja sampul langsung dibuka dan pasangnya lagi dari awal. Hanya untuk menyampul buku, waktunya habis setengah jam. Padahal waktu ini bisa digunakan untuk kegiatan lain. Contoh kedua lain lagi. Ada seorang ilustrator yang melukis gambarnya secara detail. Setiap titik dan garis sekecil apa pun dia perhatikan dengan teliti. Waktu bekerja memang lebih lama, tapi hasilnya sesuai harapan. Ketelitiannya terbayar tuntas. Yap, sa...