Langsung ke konten utama

Postingan

Hidup di Pinggiran vs Tengah Kota. Mana yang Lebih Nyaman?

Baru-baru ini, saya pindahan dari tempat lama ke lokasi pemukiman baru. Suasananya berbeda 180°. Jika tempat lama berada di pinggiran kota yang dikelilingi pepohonan, maka daerah baru ini terletak di tengah kota. Padat, tapi sekarang mau ke mana saja sudah dekat. Meskipun demikian, tetap ada plus minus pada setiap lokasi pemukiman. Walaupun dikelilingi fasilitas publik yang lengkap, tapi di daerah ramai sebaiknya berhati-hati mengurus kantong. Bagaimana tidak, mulai dari pasar, minimarket, aneka penjual makanan, hingga mal berdiri gagah di pinggir jalan. Lokasi nongkrong seperti ini dapat membuat pandangan mata semakin silau. Kalau ceroboh atau lalai menyusun anggaran, dijamin kantong semakin menipis dan badan pun ikut kempis.  Meski menetap di pinggiran kota bukan berarti tidak bisa boros, hanya saja pilihannya lebih minim. Beda dengan yang di tengah kota. Jalan sedikit dari rumah, langsung ketemu tempat-tempat yang pas untuk cuci mata. Intinya, mau tinggal di pinggiran atau ten...
Postingan terbaru

Perfeksionisme: Berkah atau Bencana? Ini Penjelasannya

Saya pernah membaca tulisan pada artikel online yang cukup menarik. Penulisnya mengaku kalau dia seorang perfeksionis, serta mengatakan kalau karakter ini adalah salah satu syarat untuk sukses? Benarkah? Entahlah, saya juga tidak tahu. Mungkin bisa kita bahas bersama. Tetapi, sebelum menjabarkan lebih lanjut tentang karakter perfeksionis, coba perhatikan paparan berikut. Saya pernah melihat kalau karakter perfeksionis ini mempunyai dua sisi yang berlawanan. Contoh pertama, ada seorang siswa sekolah yang bolak-balik membongkar kertas sampul bukunya. Ada sedikit kerutan saja sampul langsung dibuka dan pasangnya lagi dari awal. Hanya untuk menyampul buku, waktunya habis setengah jam. Padahal waktu ini bisa digunakan untuk kegiatan lain. Contoh kedua lain lagi. Ada seorang ilustrator yang melukis gambarnya secara detail. Setiap titik dan garis sekecil apa pun dia perhatikan dengan teliti. Waktu bekerja memang lebih lama, tapi hasilnya sesuai harapan. Ketelitiannya terbayar tuntas. Yap, sa...

Mengungkap Karakter Berdasarkan Transportasi Pilihan

Pernahkah terbersit pertanyaan di benak, mengapa ada orang yang lebih memilih menumpang kereta api daripada pesawat, atau sebaliknya? Apakah kita bisa  mengungkap kepribadian seseorang dari transportasi umum favorit? Pertanyaan ini tentu dilontarkan dengan asumsi fasilitas dan lokasinya mendukung. Beda lagi situasinya kalau membahas perjalanan dari Medan ke Singapura, yang mustahil ditempuh dengan bis atau kereta api. Anggaplah beberapa alat transportasi tersedia dan tinggal memilih. Dalam artikel ini, akan dibahas bagaimana pilihan transportasi, yaitu kereta api, pesawat, bis, angkot, dan kapal laut, bisa memberi petunjuk tentang siapa diri kita sebenarnya. Boleh percaya atau tidak, kembali kepada pembaca. Kalaupun masih kurang yakin, anggap saja ulasannya seru-seruan menambah wawasan. Transportasi Umum Favorit dan Karakter : Apa hubungannya? Ulasan artikel ini cocok untuk siapa saja yang ingin memahami diri sendiri lebih dalam, atau sekadar mencari sudut pandang baru. Siapa t...

Mitos-mitos Hewan di Sekitar Kita

  Di tengah kehidupan modern nan digital yang serba logis, mitos dan kepercayaan lama tetap hidup berdampingan dengan kita. Ceritanya tak pernah luntur ditelan zaman, malah mengundang keingintahuan. Salah satu topik menarik adalah membicarakan mitos-mitos hewan yang sehari-hari kita temui di sekitar rumah. Apa saja ceritanya? Mulai dari cecak di dinding, pekikan burung yang melintas di atap, hingga kucing yang tidur bergelung di teras, semua memiliki makna terselubung. Entah mengapa, makhluk-makhluk ini membawa lebih dari sekadar kehadiran fisik. Mereka muncul menawarkan cerita, makna, bahkan firasat, dari versi lucu hingga horor. Hewan tak sekadar hidup berdampingan dengan kita, tapi juga pertanda atau peringatan. Melihat gagak melintas, ada yang tidak ketakutan? Karakter si pus meong manis hanya dinilai dari warna bulunya. Padahal, kata pepatah ‘Jangan menilai kucing hanya dari warnanya”. Kasihan anabul jadi korban prasangka. Melalui artikel ini, yuk telusuri kembali berbagai mit...

Ketika Musim Durian Tiba

  Musim durian merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh penggemar buah beraroma khas ini. Sayangnya, jatuh tempo masa spesial tersebut sulit diprediksikan dengan tepat. Tanda-tanda kemunculannya hanya pedagang buah berduri ini mulai berjejer rapi di pinggir jalan, terutama di daerah strategis. Harganya pun sangat terjangkau, mulai dari Rp 5.000 untuk ukuran kecil hingga Rp 20.000 yang berukuran sedang. Begitu harga durian di daerah saya, Sumatera Utara. Cuma, perlu ketelitian untuk memilih buah yang bagus. Sebaliknya pilihlah buah dengan aroma tajam. Kalau aromanya tanggung, biasanya buah di dalam masih mentah dan keras. Buah begini sama sekali tak enak disantap. Kemudian cek juga sekeliling kulit buah. Jika ada tanda lebam, berarti ada kebusukan pada bagian inti. Sama halnya jika ketemu lubang, meskipun seukuran jarum. Berdasarkan pengalaman, ada ulat bercokol pada buahnya. Ih! Begitu cara memilih durian yang saya tahu. Sebagai penggemar durian, saya setuju kalau rasanya buahnya ...